Kamis, 02 April 2015

Filosofi Suhu Togel Liong Apat

Lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada ikut memaki kegelapan.

Semua materi isi blog ini berpatokan pada sebuah filosofi hidup yakni,"Lebih baik menyalakan sebatang lilin daripada memaki kegelapan."

Apa maksud pepatah ini dan mengapa saya menyukainya?

Mari andaikan kita semua saat ini tersesat dan berada di gua yang gelap. Mungkin berlebihan jika saya berkata kita semua di tempat yang gelap. Namanya juga berandai-andai. Beruntunglah Anda jika tidak berada di gua yang gelap seperti misalnya orang tua kaya raya entah hasil kerja keras, korupsi, manipulasi pajak, manipulasi manusia, dsb. Tidak ada penerangan sama sekali. Bagaimana kita bisa keluar secara selamat? Apa yang bisa dilakukan? Apakah harus menunggu pertolongan datang? Kepada siapakah kita berharap? Yakinkah kita bahwa pertolongan pasti datang? Lewat doa? Akh... berdoa memang baik untuk ketenangan jiwa tetapi apakah Tuhan bisa melakukan sesuatu tanpa lewat manusia selain menurunkan hujan dan menerbitkan matahari di pagi hari? Anda pasti sedang berbasa-basi dengan saya jika berkata bahwa Tuhan masih menjawab doa. Saya sudah bosan dengan ceramah agama apalagi ajaran yang mengatakan bahwa membunuh manusia bisa membawa kita ke surga. Jika Tuhan menyuruh kita saling membunuh, lalu Iblis kerjaannya apa?

Lalu kepada siapakah kita berharap? Taruhlah ada yang bisa diharapkan, apakah dia benar-benar akan datang menolong dan mau menolong kita? Masih ingat Titanic, Tampomas, kecelakaan pesawat Adam Air, dll? Yang ada masing-masing berlomba-lomba menyelematkan diri sendiri dengan berbagai cara. Lalu pertanyaannya: apakah ini bertanda takdir? Menurut saya jika kita punya uang lebih dari cukup, kita punya banyak pilihan untuk memilih alat transportasi yang jauh lebih mahal dan capable. Dalam arti dijalankan lebih bertanggung jawab. Meski takdir tidak mengenal tempat dan wajah, menurut saya takdir dan bencana berkawan sangat akrab dengan yang namanya kemiskinan alias kekurangan uang.

Bersabar memang penting. Tuhan sayang kepada orang sabar, tetapi sampai kapan? Satu jam, dua bulan, 3 tahun? Apakah kita harus mati, anak cucu kita juga mati di dalam nasehat seperti itu? Menurut saya konyol dan sungguh konyol. Jika orang baik selalu berakhir dengan kematian dan celaka, percuma kita menjadi orang baik. Namun semoga kesabaran itu menemukan jalannya dan kita tidak perlu harus menjadi bajingan seperti mereka apalagi hanya urusan makan, minum dan berteduh.

Semua Orang Bisa Memaki Tanpa Memberikan Solusi

Paling gampang menyalahkan orang lain. Namun jarang ada yang berpikir setingkat Konfusius,

"Orang yang bisa melihat kejelekan pada apa-apa yang disukainya, serta bisa melihat kebaikan pada apa-apa yang tidak disukainya, jarang sekali kita dapatkan orang seperti ini."

Lebih mudah berkeluh kesah, menipu, menghasut, merampok, dsb. Sebab memang tinggal rampok dan tidak perlu mengumpulkan. Lalu jika saya sama seperti orang-orang yang selalu memaki, menyalahkan orang, berkeluh kesah, merampok, lalu apa bedanya saya dengan mereka? Karena itulah saya lebih suka menyalakan sebatang lilin daripada memaki kegelapan. Meski lilin itu hanya akan bertahan sekian jam saja.

Take Action! Itulah yang saya coba lakukan dengan blog sederhana ini. Saya hanya ingin membagikan ilmu pengetahuan, buah pemikiran, cara berpikir, ide yang siapa tahu barangkali berguna bagi seseorang meski bukan bagi semua orang. Dan kebetulan itu ada dalam dunia togel, taruhan, dsb. Makanya saya anggap ini panggilan hidup di jalan yang amat terjal. Lebih mudah memilih menulis, bercerita atau berpidato hal-hal lainnya daripada bicara togel atau taruhan di mana semua orang bilang tidak baik, haram, dosa, judi, bahaya, goblok, bodoh, pengangguran, dsb. Benar-benar gelap dan saya tidak tahu apakah lilin ini akan bersinar lalu menyala di banyak tempat. Atau mungkin segera padam ditiup angin malam.

Entah orang itu ingin main togel, ingin judi bola, ingin hidup suci, ingin jadi malaikat, ingin jadi patung atau bahkan ingin jadi setan, tentu bukanlah urusan saya. Saya di sini hanya mencoba membagikan sebuah hasil pergumulan otak manusia yang menurut saya logis dan masuk akal. Anda tidak diharuskan membaca apalagi menjadi ketagihan di sini jika tidak setuju. Saya tidak menyuruh bahkan mengemis-ngemis kepada Anda untuk membacanya. Jika tidak berguna silakan tutup dan tinggalkan saja. Tidak ada paksaan sama sekali. Saya sudah cukup muak melihat banyak orang hanya bisa berbicara. Lalu ketika tetangga, saudara kita hidup menderita, napas ngos-ngosan tinggal menunggu apakah akan hidup atau mati karena sakit, apa yang bisa kita lakukan? Paling mudah berdoa bukan? Lalu si pasien atau orang terkasih tersebut "pergi" seiring kata "amin" di akhir bait doa yang sangat bagus diucapkan. Apakah kita masih cukup yakin bakalan masuk surga dengan pola-pola hidup seperti ini di mana membiarkan orang sakit mati karena miskin? Anda jawab sendiri! Sebab pikiran saya mengatakan ada sebuah keraguan.

Saya bukan motivator, pendeta, ustadz, biksu, bikuni, pastor, politikus, alim ulama! Saya sama seperti Anda hanya manusia yang mencoba membagikan sebuah akal sehat untuk menyiasati kegelapan hidup ini. Saya hanya ingin menyalakan sebatang lilin. Itu saja! Semoga lilin ini bisa menyala dan bertahan lama dan kalaupun padam suatu hari karena usia atau apapun itu, lilin ini sudah menyala di tempat-tempat lainnya. Semoga!